Prediksi Tentang Konsep Pendidikan Penerbang Masa Datang Berbasis Pada Analisa Tantangan – Tantangan Yang Dihadapi Industri Penerbangan Di Indonesia Saat ini
Oleh
Edwin Soedarmo – CSE Aviation Consultant
Jakarta, Januari 2020
IV. KURIKULUM SEKOLAH PENERBANG
Program pendidikan pilot saat ini umunya tidak banyak berubah karena silabus atau kurikulum program pendidikannya diarahkan khusus untuk mendapatkan approved pilot licenses. Dengan demikian konten program pelatihannya sangat ditentukan berdasarkan peraturan Civil Aviation Authority (CAA) yang berlaku.
Gambar 3, mengilustrasikan tipikal program pendidikan pilot dari zero sampai dengan memperoleh CAA approved Commercial Pilot License (CPL). Selanjutnya, setelah memperoleh CPL, lulusan pilot tersebut kemudian akan bekerja di sebuah air operator untuk mengumpulkan jam terbang parallel dengan proses penjenjangan karir pilotnya di perusahaan tersebut. Setelah mengumpulkan jumlah jam terbang yang dipersyaratkan, yang bersangkutan kemudian dapat mengambil pelatihan untuk mendapatkan Airline Transport Pilot Licence (ATPL)
Walaupun kurikulum program pelatihan penerbang tidak banyak berubah, tetapi metoda penyampaikan materi pelatihan ke student pilot sudah banyak mengalami kemajuan dengan diterapkannya teknologi canggih. Gambar 4, memberikan ilustrasi tahapan kemajuan yang diperoleh dalam proses penyampaian materi pelatihan kepada pilot student yang didorong oleh kemajuan teknologi.
Student pilot sekarang ini sudah terbiasa dengan segala sesuatu yang berbasis digital sehingga konsep yang ditawarkan melalui e-learning dapat mudah diterima. Disamping itu student juga dapat belajar dimana saja dan kapan saja tanpa harus bergantung pada lokasi pendidikan dan jadwal class. Kemajuan ini membawa perspektif yang baru dalam proses ajar – mengajar sekaligus juga dapat menghasilkan efisiensi baik dari sisi biaya maupun waktu
Salah satu bentuk program pendidikan pilot yang juga dikembangkan saat ini adalah kerjasama antara sekolah penerbang dengan air operator (lihat Gambar 5).
Dalam Gambar 5 diilustrasikan suatu model kerjasama antara Sekolah Penerbang dengan Air Operator dalam bentuk Integrated Pilot Training Model. Sekolah Penerbang bertanggung jawab mulai dari seleksi calon penerbang, mendidik, sampai memperoleh CAA Approved CPL. Air Operator, dalam model kerjasama ini, bertanggung jawab untuk menerima fresh graduate pilot sebagai karyawan perusahaan untuk kemudian mendapatkan pelatihan lebih lanjut agar mencapai Airline Ready Pilot. Pelatihan – pelatihan ini antara lain pelatihan melalui Full Flight Simulator (FSS), promosi untuk mendapatkan Type Rating & ATPL serta yang terpenting adalah mendapatkan pembinaan airmanship berbasis nilai – nilai korporasi perusahaan.