News.

Jakarta, CSE Aviation,- Jika suatu maskapai penerbangan membeli pesawat udara dari pabriknya seperti Boeing di Amerika Serikat atau Airbus di Toulouse Parancis dan kemudian di bawa terbang ke tempat sang pembeli, semisalnya maskapai penerbangan Indonesia sebagai pembelinya dan di bawa terbang ke Indonesia lalu landing di Jakarta Cengkareng Airport atau GMF., Penerbangan tersebut dinamankan Ferry Flight.

Penerbangan Ferry Flight tersebut adalah penerbangan dengan izin khusus dan Non-Commercial, dan tidak boleh membawa penumpang-penumpang umum yang bayar dan kargo titipan yang berbayar.

Yang diperbolehkan ikut didalam penerbangan Ferry Flight adalah Aircrew. Aircrew itu sendiri terdiri dari Cockpit crew dan Cabin crew, serta untuk Teknisi terdiri dari Mekanik dan Engineer, dan Direksi atau Management Representative yang melakukan serah terima pesawat tersebut dapat ikut pulang dengan ferry flight dan beberapa undangan resmi seperti wakil dari pemerintahan jika diperlukan.

Untuk diketahui bahwa setiap penerbangan selalu ada sebuah document yang di sebut MANIFES yaitu suatu dokumen atau surat muatan untuk daftar penumpang dan seluruh barang yang di masukan kedalam pesawat. Dan untuk setiap penumpang jika bawa barang diberi dua macam tanda penerimaan barang atau tag, yang biasa disebut Cabin Tag yaitu untuk tas atau koper kecil yang di bawa ke cabin dan baggage tag adalah tag untuk barang bawaan penumpang yang di taruh di cargo compartment.
Untuk cargo komersial atau barang yang dikirim melalui penerbangan sebagai dimana penerbangan menerimanya sebagai jasa pengiriman. Cargo biasa nya dilengkapi dengan suatu document yang biasa disebut Freight Bill Of Lading atau B/L.
Nah sampai disini jika kalau ada barang muatan tanpa document yang seharusnya dan tidak dituliskan di Manifes, Itu adalah barang yang Ilegal apa lagi dibawa dengan FERRY FLIGHT, itu namanya Selundupan dan perbuatannya dinamakan criminal.

Jakarta, 10 Desember 2019


Samudra Sukardi, MMIS., MSIS
Vice Chairman CSE Aviation