Delay Lion Air Contoh Nyata Buruknya Kebijakan Pemerintah

JAKARTA – Indonesian National Air Carriers Association (INACA) memperkirakan industri jasa penerbangan Indonesia akan lebih buruk lagi pada tahun ini jika tidak ada perbaikan drastis dari pemerintah.

“Untuk tahun ini dunia penerbangan tidak dalam keadaan baik. Tahun lalu cukup prihatin, tapi tahun ini akan lebih jelek lagi jika tidak ada perubahan drastis (regulasi/kebijakan) dari pemerintah,” kata Sekretaris Jenderal Tengku Burhanduddin dalam acara bertajuk Answer to The Airline Industry Problem in Indonesia ‘Action to Increase Indonesian Aviation Safety di Hotel Sultan, Jakarta, Selasa (24/3/2015).

Tengku mencontohkan, kasus yang dapat menjadi pembelajaran dari belum baiknya regulasi atau kebijakan pemerintah, adalah delay maskapai Lion Air yang terjadi di beberapa bandara. Hal ini pun merupakan delayed terburuk dalam sepanjang sejarah dunia penerbangan Indonesia.

“Kalau kita lihat kejadian Lion Air kemarin, itu ada peraturan menteri, tapi terjadi chaos karena tidak ada publikasi mana tanggung jawab dari maskapai. Misalnya delayed empat jam, itu dibayarkan Rp300 ribu ke penumpang. Tapi enggak dijelasin sangat jelas kenapa delayednya,” tegasnya.

Selain itu, Tengku mengatakan memang tidak mudah untuk mengatasi masalah ini. Pasalnya, pemerintah harus mempersiapkan kecukupan modal, misalnya untuk menambah armada pesawat terbang.

“Memang maskapai menambah armada, tapi jangan untuk hari ini, tapi untuk masa depan. Di lain pihak, ini juga berlaku untuk pembangunan infrastruktur seperti bandara. Itu dibangun bukan untuk hari ini, tapi untuk masa depan (future) lima sampai 10 tahun,” imbuhnya.

Menurut dia, contoh nyata dalam pembangunan infrastruktur seperti bandara yang tidak untuk jangka panjang adalah sudah dinamakan bandara internasional di suatu daerah, namun tidak diikuti dengan persiapan Sumber Daya Manusia (SDM) yang matang.

“Contohnya bangun international airport, yang didorong oleh pemerintah daerah terkait tapi tenaga kerjanya ga di provide pemerintah pusat. Makanya terlalu cepat dinamakan international airport. Selain ada market tapi ada hal-hal lain yang diperhatikan untuk international airport,” tukasnya.  (http://economy.okezone.com)